PUSARAN.CO– Gubernur Kepulauan Riau diwakili oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kepri Luki Zaiman Prawira mengikuti Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah melalui video conference, Senin (29/05).
Rakor rutin ini dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Republik Indonesia Tito Karnavian dari Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kemendagri, Jakarta. Rakor juga dihadiri oleh perwakilan Kementerian, Instansi Vertikal, para kepala daerah dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) dari seluruh Indonesia.
Dalam paparannya Mendagri Tito menyampaikan rapat ini dilaksanakan dalam rangka melakukan monitoring dan evaluasi guna pengendalian inflasi baik di daerah dan nasional. Untuk Inflasi di Indonesia berdasarkan update terakhir dari Badan Pusat Statistik tingkat inflasi y-o-y pada level 4,33% meskipun secara month to month ada sedikit mengalami kenaikan karena dipicu oleh ramadhan dan lebaran.
“Secara resmi data inflasi pada awal Juni akan keluar dari BPS, baik tingkat inflasi kita year on year dan month on month,” ungkapnya.
Kemudian mendagri Tito mengingatkan kepada semua stakeholder agar mewaspadai beberapa komoditas yang menjadi pemicu tingginya inflasi diantaranya bawang merah dan bawang putih yang terjadi kenaikan di banyak wilayah, kemudian daging ayam ras dan telur ras.
Sedangkan komoditas lain seperti daging sapi dan minyak goreng cendrung relatif stabil. Cabe merah dan cabe rawit meskipun relatif turun, namun patut diwaspadai, agar tidak jatuh terlalu dalam yang dapat merugikan petani cabai lokal.
“Memang kita perlu langkah-langkah kita evaluasi untuk komoditas pada daerah yang sudah terpotret kenaikan inflasi. Perlu ada upaya-upaya dari pusat, misalnya bawang putih, karena impor produknya sebagian besar. Kemudian ada yang perlu dikerjakan bersama antara pusat dan daerah untuk menekan harga komoditas seperti bawang merah, daging ayam dan telur ayam ras,” jelasnya.
Untuk masalah kontributor inflasi tertinggi saat ini, jelas Tito adalah tiket transportasi udara, dan akan menjadi pembahasan khusus rapat bersama Bapak Presiden yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat untuk mencari solusi bagaimana cara menurunkan harga tiket pesawat dan transportasi cargo sehingga dapat menekan inflasi.
“tiket pesawat kontibusinya 1,5?ri inflasi saat ini 4,33%, jadi kalau bisa diturunkan 0,5% saja maka bisa menurunkan inflasi kita dibawah 4%,” jelasnya.
Sementara itu Asisten Ekonomi dan Pembangunan Sekretariat Daerah Provinsi Kepulauan Riau Luki Zaiman Prawira menyebutkan bahwa tingkat inflasi Provinsi Kepri masih terkendali pasca hari raya Idul Fitri. Dari total 38 Provinsi di Indonesia saat ini, Kepri berada di peringkat 11 dengan fluktuasi pasca lebaran sebesar 4,03 persen.
“Hal ini patut kita syukuri, hasil kerjasama dari banyak pihak secara intensif dan terkoordinasi dapat menekan fluktuasi inflasi,” ujar Luki.
Walau inflasi dalam kondisi terkendali, Pemerintah Provinsi Kepri ungkap Luki tentu tetap melakukan tindakan-tindakan antisipatif guna pengendalian inflasi di daerah, diantaranya melakukan pemantauan harga dan stok untuk memastikan kebutuhan yang tersedia. Selanjutnya melaksanakan rapat teknis Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID.
“Pemprov Kepri juga melaksanakan operasi pasar murah bersama dinas terkait, kemudian melakukan sidak ke pasar dan distributor agar tidak menahan barang dan juga berkoordinasi dengan daerah penghasil komoditas untuk kelancaran pasokan. Berbagai upaya akan terus kita lakukan agar inflasi tetap terjaga,” tutupnya. (RLS)